Senin, 01 November 2010

Pray for Indonesia

Itulah sepatah kata yang berkali2 dilantunkan oleh beberapa orang sebagai bentuk simpati untuk beberapa bencana yang baru2 ini mendatangi Indonesia di beberapa wilayahnya.
And of course, it wasn't a little disaster, dudes.
Gue yang berkewarganegaraan Indonesia meskipun masih berumur...well, 14 tahun ini sebenarnya cukup prihatin dengan kondisi negara yang menurut gue udah memperlihatkan beberapa 'kiamat kecil'nya ini.
Bayangin aja, 3 bencana berturut-turut di selang waktu yang terlalu pendek.

Pertama adalah bencana di Wasior.
Kalo kata nyokap gue sih disana itu ada banjir bandang.
Sebenernya gue liat sendiri sih di tv ada banjir gede gitu ngerusak rumah2 warga, tapi gue gatau jelasnya karena apa.
Menurut berita yg gue tonton jumlah orang tewasnya mencapai 134 orang dan itu pun kalo belom nambah. Hah, siapa lagi coba yang mau disalahin kalo ada bencana kayak gini? Waktu nyetel berita, gue liat jelas pake mata kepala gue sendiri kalo banjir bandang itu menyeret beberapa kayu gelondongan yang telah dipotong rapi. Gue pun langsung meyakinkan diri gue kalo sebenernya bencana di Wasior, Papua Barat itu disebabkan oleh aktivitas Illegal Logging. Mungkin selebihnya emang udah kodrat Allah ya.

Bencana kedua adalah Tsunami di Mentawai yang berkekuatan 7,2 SR. Mentawai itu sebenernya adalah suatu pulau yang banyak dikunjungi turis dan termasuk dalam rekomendasi saudara gue. Pulau yang indah itu kesapu habis sama air laut setelah ada guncangan sebesar 7,2 SR dari dalam laut.

Yang terakhir adalah aktivitas dari gunung berapi paling aktif, Merapi. Kalo bahas tentang Merapi, of course kebanyakan orang langsung ngebayangin muka mbah Marijan, begitu juga gue. Dan sebenernya, nama mbah Marijan cukup eksis di bencana kali ini.
Semua orang tau kalo mbah Marijan itu adalah seorang juru kunci gunung Merapi. So? Dia udah bersumpah kalo hidup & matinya cuma buat Merapi.
Dan pada suatu waktu, Merapi pun diyakini bakalan ngeluarin abu vulkanik bersuhu 600 derajat celcius dan akan tertiup angin sampai radius 10 km. Apa reaksi mbah Marijan? Dia bilang nggak mau dievakuasi. Banyak warga yg udah mengungsi ke tempat yg lebih jauh waktu terjadi hujan abu, kecuali mbah Marijan.
Kalo kata nenek gue, ada seorang wartawan tv dan seorang dokter yang kembali mengunjungi rumah mbah Marijan beberapa menit sebelum keluarnya abu vulkanik. Mereka berdua bersikeras untuk mengevakuasi mbah Marijan, tapi mbah Marijan tetep nggak mau. Beberapa menit kemudian, abu itu lewat dan semua yang dilewatin abu itu pun melepuh...termasuk mbah Marijan dan mereka berdua. Mereka semua akhirnya meninggal dunia di tempat. Kalo menurut berita yang gue tonton, mbah Marijan ditemukan meninggal dalam posisi sujud. Subhanallah :')

oya, beberapa stasiun tv yang gue tonton juga mengabarkan kalo anak gunung Krakatau dan gunung Papandayan sedang melakukan aktivitas gunung berapinya. Yang selalu gue bayangin kalo mendengar kata 'Krakatau' adalah kejadian tempo dulu saat ledakan yang dihasilkan oleh gunung itu guncangannya mencapai Eropa. Yaa walaupun anak Krakatau, bisa jadi kejadian seperti itu ada tapi naudzubillahmindzalik deh, jangan sampe ada kalo bisa mah. Soalnya anak Krakatau maupun Papandayan, semuanya gue katakan cukup deket dengan wilayah tempat tinggal gue.


Sebenernya pepatah bilang kan kalo alam itu bakalan baik kalo kita juga baik sama alam? Well disini gue gamau sok tua dan sok ngenasehatin tapi gue cuma pengen ngingetin kalo masalah kecil yang kita buat untuk alam kalo dilaksanakan terus menerus akan menjadi masalah besar. Makanya sekarang ada istilah global warming kan? Itu juga sebagian besar malah 90%nya diakibatkan sama manusia.
So, let's do some positive things for our nature ☺

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.